Widiatmika School



Mon, 19 May 2025

Menumbuhkan Toleransi Sejak Dini melalui Lagu-Lagu Nusantara di SMP Widiatmika


JIMBARAN – Aula Kanthi Widya SMP Widiatmika dipenuhi semangat dan warna-warni budaya Nusantara dalam sebuah pementasan lagu daerah yang menjadi bagian dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bertema Bhinneka Tunggal Ika pada Jumat, 16 Mei 2025. Kegiatan ini bukan sekadar pertunjukan seni, tetapi menjadi sarana edukatif untuk menanamkan nilai toleransi, gotong royong, dan kebanggaan terhadap budaya Indonesia.

 

Kegiatan ini melibatkan siswa kelas VII dan VIII yang menampilkan sembilan pertunjukan lagu daerah dari berbagai penjuru Nusantara. Mulai dari Riau, Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Sulawesi Selatan, hingga Papua. Setiap kelas menampilkan dua lagu pilihan dari daerah yang telah ditentukan secara acak, sementara siswa kelas IX yang telah menyelesaikan kegiatan P5 mereka berperan sebagai juri pemilih pertunjukan terfavorit.

 

Koordinator P5 Tema Bhinneka Tunggal Ika SMP Widiatmika, I Kadek Agus Putrawan, menegaskan bahwa pementasan ini dirancang untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada siswa, sekaligus memperkuat pemahaman akan pentingnya hidup dalam keberagaman.

 

“Kami ingin siswa menyadari bahwa Indonesia ini kaya akan budaya, bahasa, dan seni. Perbedaan bukanlah sesuatu yang harus dijauhi, justru dari perbedaan kita belajar tentang toleransi, kolaborasi, dan keindahan budaya yang beraneka. Ini yang ingin kami tanamkan sejak dini, agar mereka tumbuh menjadi generasi yang menghargai perbedaan dan mencintai negeri ini,” jelas Agus Putrawan.

 

Meski waktu persiapan terbatas karena libur hari raya, semangat dan kreativitas para siswa tak terbendung. Dari sembilan kelas yang tampil, Kelas VII.4 berhasil meraih predikat terbaik pertama dengan lagu khas Nusa Tenggara Timur, “Anak Kambing Saya.” Disusul oleh Kelas VIII.4 yang membawakan lagu “Ondel-Ondel” dari Jakarta sebagai terbaik kedua, dan Kelas VIII.1 dengan lagu “Nona Manis Siapa Yang Punya” dari Maluku sebagai terbaik ketiga. Kelas VIII.4 juga dinobatkan sebagai pentas terfavorit pilihan penonton karena kreativitas dan kekompakan mereka.

 

Agus Putrawan menegaskan, penilaian tidak hanya didasarkan pada kualitas vokal atau kostum, tetapi juga pada kekompakan, kreativitas, dan kerja sama tim yang terlihat selama proses persiapan dan pementasan.

 

“Kami tidak hanya menilai bagusnya suara atau keindahan kostum, tapi juga bagaimana mereka bekerja sama, menyatukan ide, dan menciptakan sesuatu yang baru tanpa melupakan akar budaya masing-masing,” tambah Agus Putrawan.

 

Melalui kegiatan ini, siswa-siswi tidak hanya belajar menyanyikan lagu daerah, tetapi juga memahami makna di baliknya. Mereka dikenalkan dengan kekayaan budaya dari berbagai daerah, diajak untuk bangga menjadi bagian dari keberagaman Indonesia, dan menyadari bahwa perbedaan adalah kekuatan.

 

Jika kegiatan P5 tetap dilanjutkan di tahun depan, pihak sekolah berencana untuk kembali menghadirkan pementasan serupa. Menurut Agus Putrawan, melalui seni dan budaya, pendidikan karakter bisa ditanamkan dengan cara yang menyenangkan dan bermakna.

 

SMP Widiatmika membuktikan bahwa pendidikan bukan hanya soal akademik, tetapi juga soal membentuk karakter dan wawasan kebangsaan. Dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika yang mengalun dalam nada-nada lagu daerah, sekolah ini menumbuhkan generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga toleran dan berbudaya.

___


FORMULIR PENDAFTARAN


  • PAUD || Kindergarten

  • SD || Elementary School

  • SMP || Middle School

  • SMA || Senior High School

  • SMK || Vocational School